Emo Comments For Hi5

Senin, 19 Januari 2009

Saya Belajar Tentang Kebijaksanaan

Walaupun saya masuk daftar "Not Eligible" untuk mata kuliah ini, rasanya gatal kalau tidak membuka blog ini. Haha! Tulisan kali ini hanya ingin berbagi pikiran saya, setelah mendapat 'pencerahan' siang tadi dalam mata kuliah asuhan Pak Ermiel Thabrani.

Dengan total 6 mata kuliah yang tertunda karena "Not Eligible" ini (karena masalah absensi yang mepet) sebenarnya saya agak depresi memikirkan bagaimana saya bisa mengejar ketinggalan saya dengan semester yang tersisa. Walaupun dalam pikiran kecil saya masih merasa tidak fair bila harus mengulang penuh mata kuliah yang bersangkutan karena kelebihan satu/dua absensi (yang berarti satu setengah sampai tiga jam mata kuliah). Yah, kalau mau diambil postifnya mungkin saya memang harus belajar lebih bertangung jawab dan berbijaksana dengan waktu dan aktifitas saya. Tentang kebijaksanaan inilah yang ingin saya utarakan, kebetulan juga disinggung tadi dalam perkuliahan.

Dalam perkuliahan tadi Pak Ermiel mengutarakan tentang pencapaian kebijaksanaan (wisdom) oleh Russell Ackoff; yang dimulai dari data, informasi, pengetahuan (knowledge), pengertian (understanding), dan akhirnya kebijaksanaan (wisdom). Dengan kelakar khasnya, beliau mengandaikan knowledge sebagai ketrampilan yang didapat dari kuliah S1, understanding dari S2, dan wisdom dari S3. Banyak orang yang memiliki pengetahuan, sedikit yang mengerti, tetapi lebih sedikit lagi yang memperoleh kebijaksanaan tersebut. Data, informasi, pengetahuan, dah pengertian adalah hal yang telah kita ketahui, pahami; sedangkan kebijaksanaan berkaitan dengan visi kita kedepannya.

Bagi saya pribadi, kebijaksanaan didapat dari 2 hal:

Pengalaman. Pengalaman disini bisa dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain yang kita ambil hikmahnya; bahkan berupa pengalaman yang kita ambil dari membaca. Ini beberapa kuotasi yang memberikan bimbingan pada saya beberapa waktu lalu:

If you wish to be happy, Eragon, think not of what is to come nor of that which you have to control over but rather than of NOW and of that which you are ABLE TO CHANGE.
(Paolini, Christopher, "Brisingr", Alfred A. Knopf, Amerika Serikat:2008)
(Kalau kau berharap untuk bahagia, Eragon, jangan pikirkan tentang apa yang akan datang ataupun yang harus kau kendalikan, tetapi lebih pada masa sekarang dan pada apa yang dapat kau ubah).

Dengan berdoa dan berfikir, kebijaksanaan pasti akan muncul. Lakukan yang menurutmu bijak, menerima dengan tulus segala sesuatu yang telah kita terima meski itu adalah sesuatu yang sangat pahit bagi kehidupan kita, merubah sesuatu yang pahit tersebut dan menandinginya adalah suatu kebijakan dalam hidup.
(unknown)

Dua kuotasi diatas merupakan contoh kecil bagaimana kita bisa memetik sesuatu dalam buku, nasihat orang, dan berusaha mengaplikasikannya dalam hidup kita untuk belajar mengenai kebijaksanaan.

Kesadaran diri. Hal ini mungkin lebih jarang, karena banyak tidak disadari oleh orang-orang untuk menjadi bijak dari dirinya sendiri. Kebanyakan orang hanya beranggapan kebijaksanaan didapat dari pengalaman (mungkin terkait dengan data bahwa orang-orang bijak itu sudah tua / banyak makan garam). Kesadaran ini mungkin lebih dikarenakan kepribadian orang yang bersangkutan, serta nilai-nilai yang tertanam padanya sedari kecil. Nilai-nilai itu bisa berupa ajaran agama, moral, pendidikan, juga bisa dari lingkungan kehidupannya. Misalnya seorang anak yang hidup dalam keluarga yang 'berkebatasan', ia belajar menerima keadaan keluarganya dan malah belajar bangga akan itu; hal ini akan berbeda bagi anak yang memiliki kepribadian lain yang mungkin akan merasa malu. Tipe-tipe orang seperti ini mungkin seperti orang yang sering dijadikan tempat curhat oleh sekitarnya.

Tentu saja kebijaksanaan itu tak akan pernah selesai diselami, alangkah baiknya bila setiap orang pintar di negara kita, di dunia kita ini melengkapi kepandaiannya dengan kebijaksanaan sehingga bumi tempat kita berpijak ini menjadi tempat yang lebih baik.Entah itu para pemimpin bangsa, pemuka agama, bahkan sampai kepala keluarga dan tiap individu seharusnya memikirkan bagaimana menciptakan keadaan yang lebih baik, bukan untuk ego-nya sendiri saja. [The]

2 komentar:

hersinta mengatakan...

it's good that you learn something from your past experiences :-) and summed it up in a journal, who knows it could inspired someone who read this :-)

♥ Christella ♥ Fiona ♥ Fitriana ♥ Mela ♥ Theresia ♥ mengatakan...

>___<~ tq Miss..!!
just realize that ppl must be stronger..